urusan Ilmu komunikasi sebagai bagian
integral dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Hasanuddin, menghasilkan sarjana strata satu (S1) yang diharapkan
memiliki bekal ; kemampuan mengumpulkan, mengelola dan menganalisis
berbagai informasi penting dalam rangka pembangunan nasional khususnya
mengikuti pola Ilmiah pokok dengan mengarahkan perhatian pada masyarakat
maritim.
Jurusan ilmu komunikasi mengelola beberapa program studi
antara lain : Jurnalistik (kewartawanan), Publik relations (Kehumasan),dan
Komunikasi Perusahaan /Bisnis.
Secara legalitas yang dimiliki program studi Ilmu Komunikasi berdasarkan
Surat Keputusan Menteri PP & K RI Tanggal 30 Januari 1961 Nomor
A/4692/U.U/5/1961, mengenai ketentuan Perguruan Tinggi Tata Praja sesudah
penegeriannya itu, program studi di dalamnya, yaitu program studi Tata Praja (Public
Administration) dan program studi Publisistik. Adapun program studi Publisistik ini
merupakan peralihan dari Perguruan Tinggi Pers & Publisistik Sulawesi, yang
sebelumnya didirikan di Makassar oleh sebuah Yayasan atas dorongan dan bantuan
penuh Panglima Brigjen M. Yusuf.
Tahun 1960-an di Makassar berdiri sebuah perguruan tinggi swasta Perguruan
Tinggi yang bernama “Pers dan Publisiteit”. Kehadirannya diawali dengan A.S
Achmad dan Abdullah Suara, mulai memelopori gerakan yang menginginkan adanya
normalisasi akademik. Maka berdirilah perguruan tinggi ““Pers dan Publisiteit”.
Sulawesi. Sejumlah mata kuliah disusun, tujuan pendiriannya pun ditetapkan. Yakni
berusaha menghasilkan kader wartawan yang berpendidikan tinggi. Sosok A.S
Ahmad dan Abdullah Suara adalah tokoh yang memelopori, juga sekaligus langsung
menjadi mahasiswa. Pada saat itu jumlah mahasiswa sangat besar sebanyak 100
orang.
Keseriusan untuk menggali profesi kewartawanan ternyata Panglima M
Yusuf kala itu juga sudah menyelesaikan izin di pusat untuk membuka Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, sehingga perguruan tinggi Pers dan Publisiteit dilebur ke
dalam Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, dan menjadi program
studi publisistik. Jadi mahasiswa yang dulunya berstatus PTS resmi menjadi
mahasiswa Fakultas Sospol program studi Publisistik yang pertama kali dipimpin oleh
G.R. Pantouw (yang juga bekas menteri penerangan NIT).
Demikianlah dalam perkembangannya program studi Publisistik di bawah
naungan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (yang kini berubah nama menjadi program
studi Ilmu Komunikasi), pada awalnya mengembangkan tiga program studi yakni
Jurnalistik, Kehumasan dan Penerangan. Namun sekarang telah berkembang menjadi
tiga kajian kekhususan studi Jurnalistik, Publik Relations, dan Komunikasi Bisnis.
Awalnya program studi ini dibina oleh sejumlah dosen antar disiplin termasuk Arnold
Monohutu, Prof. Dr. H.A. Muis, SH, dan sejumlah nama lainnya.
A.S Ahmad dan Baharuddin DM, juga diangkat sebagai dosen yang pertama
lewat program studi Komunikasi yang ingin membentuk tenaga-tenaga penerangan
pembangunan, jurnalistik dan kehumasan, agar upaya meningkatkan mutu tenaga
dosen senantiasa mendapat prioritas dan diperhatikan. Langkah strategis yang
dilakukan adalah mengirimkan sejumlah dosen ke program lanjutan dengan jenjang
tingkat pendidikan yang lebih tinggi untuk menghasilkan tenaga-tenaga dosen yang
berkualitas di bidang Ilmu Komunikasi. Hal tersebut sampai sekarang telah menjadi
prioritas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Pada dasarnya jati diri, visi, misi, sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh
program studi Ilmu Komunikasi didasarkan pada jati diri, misi, misi, sasaran dan
tujuan universitas Hasanuddin sebagai induk dari program studi ini seperti
termaktub dalam STATUTA UNHAS Bab II (pasal 3, pasal 4, pasal 5) dan Bab III
pada pasal 6.
Kekuatan utama yang dimiliki program studi Ilmu Komunikasi sebagai
bagian integral dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin,
adalah membina mahasiswa sebanyak 335 orang termasuk mahasiswa baru
angkatan 2006. Data tersebut merupakan jumlah mahasiswa terbesar kedua setelah
program studi Ilmu Politik Pemerintahan. Mahasiswa tersebut masuk dalam
pengelolaan program studi Ilmu Komunikasi yang secara integral mengelola tiga
kekhususan studi, yaitu Hubungan Masyarakat, Jurnalistik dan Komunikasi Bisnis.
Kekuatan lain yang tak kalah pentingnya adalah staf pengajar yang
dimiliki program studi Ilmu Komunikasi dominan memiliki tingkat kualifikasi
pendidikan dari segi teoritis dan segi praktis berjumlah 28 orang, dengan rincian :
staf pengajar dengan kualifikasi pendidikan S3 (Doktoral) sebanyak 6 orang, satu di
antaranya bergelar Professor, 20 orang kualifikasi pendidikan S2 (Magister), dan 2
orang kualifikasi pendidikan S1. Berdasarkan data yang ada terdapat 5 orang staf
pengajar yang masih dalam proses melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi yakni jenjang S2 (Magister) dan S3 (Doktoral). Upaya tersebut
dilakukan untuk meningkatkan kualitas staf pengajar yang lebih kompeten di
bidang-bidang spesifik, khususnya dalam kaitannya dengan kajian Ilmu Komunikasi...
Program studi Ilmu Komunikasi memperoleh status akreditasi dari Badan
Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi dengan nilai B , mengakibatkan
program studi Ilmu komunikasi mampu berkompetisi untuk mendapatkan hibah
bersaing selain hibah A1,
Menilik peluang yang dimiliki program studi Ilmu Komunikasi adalah
kualifikasi staf pengajar dan jumlah mahasiswa yang cukup banyak akan
memberikan motivasi dan semangat untuk terus berkembang dan dapat menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak, seperti instansi pemerintah, perusahaan swasta,
dan lembaga-lembaga lainnya yang dapat menambah bobot aktualisasi diri Ilmu
Komunikasi